Bojonegoro, 20 Oktober 2025 – Dunia pendidikan terus bertransformasi mengikuti kemajuan teknologi. Menyadari pentingnya literasi digital dan pemanfaatan teknologi terkini, sejumlah sekolah tingkat SMA mulai mengadakan Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) bagi guru dan siswa. Salah satu yang menjadi pelopor di wilayah Jawa Timur adalah SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama lima hari, menghadirkan instruktur dari komunitas teknologi lokal serta praktisi AI dari universitas mitra. Pelatihan ini menyasar dua kelompok utama, yaitu guru sebagai fasilitator pembelajaran digital, dan siswa sebagai generasi penerus yang siap bersaing di era Industri 5.0.
Tujuan dan Materi Pelatihan
Program pelatihan dirancang dengan tujuan:
-
Membekali guru dan siswa dengan keterampilan dasar pemrograman (coding)
-
Memperkenalkan konsep dan penerapan Kecerdasan Artifisial (AI) dalam kehidupan sehari-hari
-
Mendorong terciptanya proyek teknologi berbasis AI di lingkungan sekolah
-
Menumbuhkan budaya inovasi dan berpikir komputasional sejak dini
Materi yang diajarkan meliputi:
-
Dasar-dasar bahasa pemrograman Python
-
Pengenalan machine learning dan data science
-
Penerapan AI sederhana (seperti chatbot, pengenal gambar, hingga sistem rekomendasi)
-
Pengembangan mini-projects oleh siswa dan guru sebagai output nyata
Manfaat Pelatihan KKA
Pelatihan ini membawa sejumlah manfaat strategis bagi dunia pendidikan:
-
Peningkatan Kompetensi Digital Guru dan Siswa
Guru menjadi lebih siap menggunakan teknologi dalam pembelajaran, sementara siswa memahami bahwa coding bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan alat berpikir dan berkarya. -
Meningkatkan Daya Saing di Era Teknologi
Siswa yang menguasai coding dan AI memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke dunia kerja masa depan atau melanjutkan studi di bidang teknologi. -
Mendorong Inovasi dalam Proyek Sekolah
Dengan AI, siswa dapat mengembangkan sistem sederhana seperti aplikasi prediksi nilai, chatbot bimbingan belajar, hingga sistem pemantau kehadiran otomatis berbasis wajah. -
Membuka Peluang Karier Baru
Profesi masa depan seperti AI Engineer, Data Scientist, dan Machine Learning Developer kini mulai dikenal oleh siswa sejak bangku SMA.
Output dan Hasil Nyata
Sebagai bagian dari pelatihan, para peserta diminta mengembangkan proyek akhir yang mengaplikasikan materi pelatihan. Beberapa output menarik dari kegiatan ini antara lain:
-
Aplikasi Chatbot Sekolah untuk menjawab pertanyaan umum siswa baru
-
Sistem Deteksi Emosi Siswa menggunakan pengenalan wajah untuk mendukung layanan bimbingan konseling
-
Dashboard Presensi Otomatis berbasis QR dan AI
-
Kelas Virtual Interaktif yang dikembangkan oleh guru dengan integrasi AI
Kepala SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro, Anam Syaifuddin, M.Pd., menyambut antusias pelatihan ini.
“Kita tidak bisa menunggu perubahan, kita harus menciptakannya. KKA adalah jembatan menuju pendidikan masa depan,” ujarnya.
Rohmad Tasrikin, S.Kom, guru Informatika di SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro, yang menjadi salah satu peserta pelatihan KKA, menyampaikan kesan dan pandangannya mengenai kegiatan ini:
“Pelatihan ini benar-benar membuka wawasan saya. Selama ini kita mengira kecerdasan buatan hanya milik para ahli di laboratorium atau perusahaan besar. Ternyata, dengan pendekatan yang sederhana, kita bisa mengenalkannya ke siswa sejak SMA,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa keterampilan coding dan pemahaman AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana mendidik siswa untuk berpikir logis, kreatif, dan solutif.
“Saya melihat langsung bagaimana siswa yang tadinya belum pernah menyentuh kode pemrograman, bisa membuat chatbot sederhana dalam waktu singkat. Ini luar biasa. Mereka belajar problem-solving dan kerja tim secara langsung dari proyek-proyek kecil ini,” jelasnya.
Menurutnya, ke depan pelatihan semacam ini perlu diperluas ke lebih banyak guru dari berbagai mata pelajaran, karena teknologi AI juga bisa diterapkan dalam pembelajaran non-teknis.
“Kecerdasan artifisial bukan untuk menggantikan peran guru, tapi justru mendukung proses belajar mengajar menjadi lebih adaptif dan menarik. Ini adalah peluang besar yang tidak boleh kita lewatkan,” pungkasnya.
Langkah Ke Depan
Program ini direncanakan akan menjadi kegiatan tahunan, bahkan akan diintegrasikan ke dalam kurikulum muatan lokal atau ekstrakurikuler teknologi di sekolah. Kolaborasi dengan instansi lain seperti Dinas Pendidikan dan startup teknologi juga tengah dijajaki.
Dengan pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial ini, sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga laboratorium inovasi, tempat ide-ide masa depan dilahirkan.

Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial





Komentar Terbaru