Berdasarkan testimoni alumni dan program sekolah yang berfokus pada karakter, keteladanan guru di SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro (SMANMT Bojonegoro) yang membuat siswa merasa senang dan bangga dapat dideskripsikan melalui beberapa aspek utama:
Keteladanan Guru yang Membentuk Siswa Senang dan Bangga di SMAN MT Bojonegoro
Guru-guru di SMANMT Bojonegoro menerapkan model keteladanan yang tidak hanya berkaitan dengan akademik, tetapi juga dalam pembinaan karakter, terutama kedisiplinan dan religiusitas.
1. Keteladanan dalam Motivasi dan Bantuan Personal
Ini adalah aspek yang paling sering diungkapkan oleh alumni dan siswa yang merasa bangga terhadap sekolahnya.
- Sangat Memotivasi: Guru berperan aktif dalam membangkitkan semangat belajar dan mengembangkan potensi siswa. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi siswa untuk mencapai target tinggi.
- Membantu Menemukan Jati Diri: Guru dianggap mampu membimbing siswa dalam masa pencarian jati diri di usia remaja. Bantuan ini bersifat personal dan membuat siswa merasa didukung, sehingga mereka senang dan percaya diri.
- Perhatian dan Kasih Sayang: Guru memberikan perhatian (ketika siswa tidak hadir atau kurang aktif) sebagai bentuk kasih sayang. Perhatian ini membuat siswa merasa dihargai sebagai individu, bukan hanya sebagai angka di rapor.
2. Keteladanan dalam Disiplin dan Ketaatan Aturan
Karena SMANMT Bojonegoro menekankan kedisiplinan, keteladanan guru dalam hal ini menjadi krusial.
- Ketaatan pada Peraturan Sekolah: Guru menunjukkan sikap disiplin dan mentaati peraturan sekolah yang sama yang berlaku untuk siswa. Ini meliputi disiplin waktu, kerapian, dan menjalankan tanggung jawab. Ketika guru memberikan contoh langsung, siswa lebih mudah meniru dan menginternalisasi pentingnya ketaatan.
- Jujur dan Terbuka: Guru mencontohkan sikap yang jujur dan terbuka, yang merupakan bagian dari etika yang diajarkan kepada siswa.
- Pembiasaan Budaya 5S dan T2M: Guru memimpin dan mempraktikkan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) serta T2M (Tolong, Terima Kasih, dan Minta Maaf) dalam interaksi sehari-hari. Ini menciptakan lingkungan yang sopan dan beretika.
3. Keteladanan dalam Religiusitas dan Akhlak Mulia
Sebagai sekolah yang kuat dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) dan dimensi Beriman, Bertakwa dalam P5, guru menjadi teladan dalam praktik ibadah.
- Berakhlak Mulia dan Beribadah: Guru menjadi contoh dalam akhlak mulia dan pelaksanaan ibadah. Misalnya, guru ikut serta dalam Shalat Dhuhur berjamaah dan Dzikir bersama di sekolah, serta kegiatan keagamaan lainnya. Keteladanan ini membantu siswa membentuk pribadi yang berkarakter religius.
- Pemberi Nasihat yang Konsisten: Guru tidak bosan memberikan nasihat yang baik terkait kebersihan, kerapian, dan kedisiplinan. Nasihat yang disampaikan dengan lembut dan didukung oleh tindakan nyata (keteladanan) lebih mudah diterima oleh siswa.
Kesimpulan: Dampak pada Siswa
Kombinasi keteladanan tersebut menghasilkan lulusan SMANMT Bojonegoro yang bangga karena merasa:
- Dibentuk menjadi pribadi yang disiplin, percaya diri, dan mampu bersosialisasi.
- Dibekali pengetahuan umum dan agama yang lengkap.
- Siap melanjutkan ke perguruan tinggi (karena motivasi dan bimbingan guru).
Intinya: Keteladanan guru di SMANMT Bojonegoro adalah perpaduan antara keunggulan profesional (memotivasi dan membimbing karir) dan keunggulan moral (disiplin, religiusitas, dan etika), yang membuat siswa merasa senang, didukung, dan bangga menjadi bagian dari sekolah tersebut.




Komentar Terbaru