Oleh Indah Khurniasari.

PANTANGAN 1:
MEMBANTAH ORANG TUA
“ Ora oleh mbantah wong tuo (ibu/bapak) mundak dadi jambu mente’
Tidak boleh membantah orang tua, nanti jadi jambu monyet.
Seorang anak dilarang membantah perkataan orangtuanya. Jika hal ini
dilanggar maka anak akan berubah menjadi jambu monyet. Hal ini sering
dikatakan orangtua kepada anak-anak mereka agar anak-anak benar-benar
mengingatnya dan benar-benar melaksanakan hal tersebut.
Perkataan baik itu perintah maupun larangan orang tua sejatinya adalah
demi kebaikan anak itu sendiri.

Tidak ada orang tua yang ingin
anaknya menjadi orang tidak
baik.
Semua orang tua menginginkan
anaknya menjadi orang yang
bermoral baik di masyarakat.

PANTANGAN 2:
DUDUK/MAKAN DI DEPAN RUMAH
“Ora pareng lungguh utawa mangan no ngarep lawang
Mundak rejekine seret”
Tidak boleh duduk atau makan di depan pintu karena
menyebabkan rejeki tidak lancar.
Duduk apalagi sambil makan di depan pintu merupakan perbuatan yang
dilarang karena selain itu tidak etis dilihat orang yang lewat di depan rumah,
hal ini juga membuat orang yang akan bertamu kerumah akan merasa tidak
enak dan mungkin akan membatalkan niatnya untuk bertamu.

Menjalin silaturohmi dipercaya
memperpanjang usia dan
membuka pintu rejeki. Oleh
karena itu, menghalangi tamu
untuk dating kerumah berarti
menghalangi juga rejeki yang
akan dating.

PANTANGAN 3:
MENANGIS KETIKA DISUNAT (KHITAN)
“Ora pareng nangis pas disunat mundak entuk randha”
Jangan menangis waktu di khitan agar nanti tidak menikah dengan janda.
Seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis waktu
dikhitan.

Di masyarakat Jawa, seorang lakilaki pantang mengeluarkan air mata
karena identik dengan perempuan.

PANTANGAN 4:
TIDAK MENGHABISKAN MAKANAN
“Nek mangan kudu entek, nek ora entek pitike mati”
Kalau makan harus dihabiskan, kalau tidak nanti ayamnya akan mati.
Membuang makan adalah hal yang mubadzir karena makanan adalah rejeki
dan harus disyukuri. Kita juga harus menghargai orang yang memasak serta
mengusahakan agar makanan itu tersedia (ayah-ibu kita).

Mengambil sesuai kebutuhan dan
kemampuan kita, bertanggungjawab
pada apa yang sedang kita lakukan
serta tidak menyia-nyiakan apa yang
kita punya.

PANTANGAN 5:
MEMAKAI PAYUNG DI DALAM RUMAH
“Ora pareng payungan no njero omah, kui jenenge ngalup wong tuo”
Tidak boleh menggunakan payung di dalam rumah karena itu berarti
mengharapkan orangtuanya meninggal dunia.
Bentuk payung yang lebar, mempunyai bagian yang rucing dipinggirannya,
apalagi dalam keadaan terbuka dan dimain-mainkan sangat membahayakan
orang lain. Sehingga perlu kata-kata yang tegas agar anak-anak tidak
melanggarnya.

Melalukan tindakan yang
membahayakan orang lain harus
dihindari

PANTANGAN 6:
POSISI TIDUR TEPAT DIBAWAH PALANG ATAP
“Ora pareng turu no ngisor cagak wuwung mundak tidihen”
Tidak boleh tidur dengan posisi persis dibawah palang atap rumah karena
bisa ketindihan pas lagi tidur.
Palang atap rumah berada tepat di tengah-tengah bangunan rumah, hal ini
berarti tempat seluruh anggota keluarga berlalu-lalang. Dengan demikian,
apabila ada seseorang yang tidur diarea itu menyebabkan orang lain akan
terganggu dan tidur juga tidak bisa nyenyak.
Kita selalu harus berpikir sebelum
melakukan sesuatu, apakah tindakan
kita mengganggu bahkan membuat
orang lain merasa tidak nyaman atau
tidak.

PANTANGAN 7:
MAKAN BAGIAN EKOR AYAM
“Ora pareng mangan brutu pitik mundak bodo”
Tidak boleh makan bagian pantat ayam karena membuat jadi bodoh.
Bagian pantat ayam adalah bagian yang empuk dan sedikit lemaknya
sehingga aman dikonsumsi untuk orang yang sudah tua. Di dalam keluarga
kita harus mempertimbangkan dan bertoleransi untuk kebaikan seluruh
anggota keluarga.

Kebahagiaan kita adalah kebahagiaan
keluarga kita. Kebahagiaan keluarga
kita adalah kebahagiaan kita.

PANTANGAN 8:
MAKANAN DIEMUT/ TIDAK DIKUNYAH
“Nek mangan ojo diemut mundak gondongen”
Kalau makan jangan diemut karena bisa menderita sakit gondok.
Anak kecil yang makannya diemut dan tidak dikunyah-kunyah akan membuat
waktu makannya menjadi sangat lama. Hal ini menyebabkan orangtua tidak
bisa mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

PANTANGAN 9:
PULANG KERUMAH DI SENJA HARI
“Ora pareng mulih dalu-dalu mengko digondol wewe gombel”
Jangan pulang kerumah larut sore nanti diculik hantu wewe gombel.
Waktu senja menjelang malam atau magrib diharapkan seluruh anggota
keluarga sudah berada dirumah, sudah bersih dan waktunya berkumpul
dengan keluarga. Di senja hari yang mulai gelap di luar rumah akan ada
banyak hal-hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi.

Rumah adalah tempat beristirahat dan
melepas segala penat badan serta
piriran yang paling nyaman.

PANTANGAN 10:
MEMUKUL TEMAN DENGAN SAPU LIDI
“Ora pareng nggepuk kancane ngagem sapu kerik mundak
umure cendak”
Tidak boleh memukul teman bermainnya dengan sapu lidi
karena temannya akan berumur pendek.
Bermain dan bercanda dengan teman saat bermain tidak boleh
berlebihan. Memukul dengan sapu selain sakit juga
membahayakan Kesehatan mengingat sapu digunakan di tempattempat yang kotor.

Bermain, bercanda, tertawa, sedih dan
lain-lain tidak boleh berlebihan.
Segala sesuatu yang berlebihan pasti
berakibat tidak baik di kehidupan

PANTANGAN 11:
MEMAINKAN BERAS
“Yen lagi mususi berase ojo dingo dolanan mengko mundak tangane kithing”
Jika sedang mencuci beras jangan dimain-mainkan berasnya karena tangannya bisa cacat.
Memain-mainkan beras dengan tangan telanjang dirasa tidak etis baik dari sisi kesehatan maupun
dari sisi kesopanan. Beras yang diolah menjadi nasi adalah makanan yang harus dijaga
kebersihannya dan tidak sopan untuk dijadikan bahan mainan.

Bentuk menghormati orangtua dan
orang-orang disekitar kita adalah
berperilaku sopan bahkan pada
makanan yang akan dimakan.

PANTANGAN 12:
TIDUR DI SORE HARI
“Ora pareng turu sore-sore mengko mundak bingung”
Tidak boleh tidur di sore hari nanti bisa linglung.
Tidur di sore hari secara kesehatan memang tidak bagus karena
mengundang banyak penyakit. Sore hari seharusnya digunakan untuk
bercengkrama dengan keluarga selepas bekerja seharian. Serta waktu yang
tepat untuk menyalurkan hobi di rumah.

Meluangkan waktu bersama keluarga
di sore hari merupakan bentuk
perhatian sekaligus menjaga
keharmonisan keluarga.

PANTANGAN 13:
MAKAN SAYAP AYAM
“Ora pareng mangan suwiwi mundak adoh jodone”
Tidak boleh makan sayap ayam karena kelak akan susah ketemu jodohnya.
Secara mitologi jawa di bagian pucuk sayap terdapat cabang yang bermakna
tidak akan ketemu jodohnya. Namun secara kesehatan sayap ayam
mengandung sedikit lemak serta dagingnya sedikit sehingga anak-anak akan
sulit memakannya.

Orangtua selalu ingin memberikan
yang terbaik untuk anak-anak mereka

PANTANGAN 14:
MAKAN BRUTU AYAM
“Ora pareng mangan brutu pitik mundak gampang lalinan”
Tidak boleh makan bagian ekor ayam karena menyebabkan mudah lupa.
Bagian pantat ayam adalah bagian yang empuk dan sedikit lemaknya
sehingga aman dikonsumsi untuk orang yang sudah tua. Di dalam keluarga,
kita harus mempertimbangkan orang-orang disekitar dan bertoleransi untuk
kebaikan seluruh anggota keluarga.

Perbedaan kedudukan/posisi dalam
keluarga selayaknya membuat sebuah
kelurga saling melengkapi satu dengan
yang lain.

PANTANGAN 15:
MAKAN LANGSUNG DI COBEK SAMBAL
“Ora pareng mangan langsung soko coweke mundak akeh musuhe”
Tidak boleh makan langsung dari cobeknya karena menyebabkan
banyak musuh.
Ketika makan bersama-sama dengan banyak orang, maka ada adab yang
harus dijaga agar semua orang yang berada ditempat makan tersebut
nyaman dan menikmati sajiannya. Makan langsung dari cobek sambal berarti
tidak etis karena cobek digunakan untuk tempat sambal yang artinya semua
orang membutuhkannya.

Sikap mau menang sendiri atau
dominan dalam kelompok
menyebabkan orang disekitar kita
banyak tidak suka dan menjauh.

PANTANGAN 16:
BUNGKUS MAKANAN
“Ora pareng nguntel-untel bekase bungkus panganan mundak wetenge lara”
Tidak boleh meremas-remas bekas bungkus makanan karena bisa sakit
perut.
Membuang bungkus bekas makanan seharusnya dilipat sekecil mungkin agar
tidak memenuhi tempat sampah dan tidak mengundang lalat datang. Ji ka
membuang bungkus makanan berantakan atau tidak rapi maka bau sisa
makanan akan kemana-mana dan lalat sebagai sumber penyakit akan
mengerumuninya sehingga kemungkinan besar akan menyebarkan penyakit
ke manusia di sekitarnya.

Menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan sekitar adalah
tanggungjawab semua anggota
masyarakat.

PANTANGAN 17:
MENYAPU DI MALAM HARI
“Ora pareng nyapu yen wis dalu mundak rejekine seret”
Tidak boleh menyapu dimalam hari karena menyebabkan susah
mendapatkan rejeki.
Malam hari adalah waktu dimana seluruh anggota keluarga berkumpul dan
beristirahat dirumah. Sehingga jika menyapu di malam hari debu akan
mengganggu kenyamanan bahkan kesehatan. Selain itu menyapu dimalam
hari yang pencahayaan didalam rumah kurang baik maka hasilnya kurang
bersih.

Waktu berkumpul dengan keluarga
adalah waktu yang berharga sehingga
diusahakan suasananya senyaman
mungkin.

PANTANGAN 18:
MENGECAP KETIKA MAKAN
“Ora pareng ngecap pas lagi mangan mundak ngundang bangsa alus”
Tidak boleh makan dengan mengecap (mengeluarkan bunyi dari mulut)
karena dapat mengundang hantu.
Mengecap pada saat makan membuat orang yang mendengar tidak nyaman
dan ini merupakan perbuatan yang tidak sopan. Mengecap saat makan sama
dengan binatang sehingga itu tidak pantas dilakukan manusia.

Yang membedakan manusia dengan
binatang adalah adabnya.

PANTANGAN 19:
DUDUK DIATAS BANTAL
“Ora pareng nglungguhi bantal mundak udunen”
Tidak boleh duduk diatas bantal karena akan bisulan.
Duduk diatas bantal adalah perbuatan yang tidak sopan mengingat bantal
adalah tempatnya kepala saat tidur. Menduduki bantal sama saja dengan
merendahkan harga diri manusia, mengingat posisi kepala sebagai bagian
tubuh paling atas.

Kepala adalah bagian tubuh yang
melambangkan kedudukan tertinggi
manusia diantara makhluk-makhluk
lain di muka bumi ini.

PANTANGAN 20:
MENYAPU KURANG BERSIH
“Yen nyapu ora resik mengko bojone brewoken”

Jika menyapu tidak bersih di masa datang akan mendapatkan suami
berjambang lebat.
Menyapu adalah kegiatan membersihkan lantai rumah dari debu dan kotoran
yang terbawa masuk kedalam rumah, agar rumah Kembali bersih dan tentu
juga bebas dari hal-hal yang menyebabkan penyakit.

Membersihkan rumah sejatinya adalah
menjaga kesehatan seluruh penghuni
rumah tersebut.