Oleh

Fitria Kusuma Wardani

Disajikan Dalam Rangka Pawai Budaya Bojonegoro 2018

 

  1. Latar Belakang

 

Setiap daerah, dimanapun kita tinggal dalam kawasan Nusantara ini, memiliki berbagai adat kebiasaan serta kepercayaan yang berbeda beda, namun memiliki maksud serta tujuan yang sama. Secara geografis Desa Tikusan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, merupakan salah satu desa yang mayoritas masyarakatnya adalah petani dan peternak. Sebagai masyarakat agraris hubungan antara petani dengan kepercayaan mereka terhadap Yang Maha Esa selalu terjalin dalam upacara-upacara ritual yang berhubungan dengan pemujaan. Masyarakat Desa Tikusan termasuk masyarakat yang masih taat dan menghormati kepada leluhurnya. Ketaatan dan penghormatan terhadap leluhurnya  tersebut diwujudkan dengan menjalankan segala tradisi yang dilakukan oleh leluhurnya. Sebagai bukti  salah satu ritual yang berhubungan dengan bidang pertanianpun hingga kini masih dijunjung dan dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat Desa Tikusan yaitu adat tradisi seperti Sedekah Bumi atau Nyadran dan Gumbregan, meskipun di desa lain disekitar desa Tikusan adat tradisi tersebut semakin ditinggalkan punah dan menghilang. Manifestasi dari upacara-upacara adat tersebut diselengkarakan secara periodik dalam waktu-waktu tertentu.

Gumbregan berasal dari kata gumbreg mendapat imbuhan –an. Gumbreg adalah salah satu nama wuku yang memiliki usia atau lama waktu tujuh hari. Pawukon adalah perhitungan hal wuku beserta keterangannya tentang begja dan cilakaning wong ‘nasib baik dan nasib buruk seseorang’ (Poerwardarminto,1939:433) Wuku merupakan bagian dari siklus di dalam penanggalan Jawa dan Bali berjumlah 30 (Moetjipto dkk., 1996-1997:45). Gumbreg merupakan wuku keenam. Gumbregan dilaksanakan di setiap Wuku Gumbreg sehingga dinamakan tradisi Gumbregan. Gumbregan ini dapat disebut tradisi karena merupakan tata kelakuan berdasarkan ide-ide sesuai norma-norma yang berlaku pada aturan setempat dan bersifat konkret (Herusatoto, 2008:164-165).

Gumbregan ini termasuk salah satu upacara adat tradisi kecil yang memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya, tradisi ini dilaksanakan sebagai sarana tolakbala supaya masyarakat among tani dan petani ternak diberikan keselamatan, agar hewan peliharaan petani dan tanaman petani akan tetap lestari dan berkembang baik dengan baik serta terhindar dari segala macam penyakit Ing saking walang kutu saha gegremetan lan iber-iberan. Selamatan ini dilaksanakan sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur untuk mengetahui 5 hal gaib yaitu : 1. Joko Suro 2. Lembu Suro 3. Sukmo Wujud 4. Sukmo Ngrembono dan 5. Kidadung Awuk sebagai penguasa pagebluk dengan berbagai sesaji sebagai simbol untuk menyatakan rasa syukur dan harapan-harapan bagi masyarakat pendukungnya terhindar dari segala bahaya apapun.

Tradisi Gumbregan dilaksanakan selama satu hari, pada pagi hari tepatnya pukul 10.00 wib diadakan ditanah lapang dekat persawahan. Sedangkan sesaji yang dipersiapkan yakni untuk upacara ritual adalah dupa, pisang klutuk, pisang sepet, sedangkan sesaji kendhuren terdiri atas polo pendem, polo gantung, kupat lepet, sego kabuli, tumpeng dan ayam panggang. Warga menyiapkan sesaji dirumahnya masing-masing, pada waktu yang telah ditentukan para pemilik ternak dan among tani mulai membawa sesaji kendhuren untuk melaksanakan prosesi yang dipimpin oleh pemimpin adat istiadat.

Berdasarkan latar belakang diatas kreator ingin mengangkat dalam bentuk upacara adat tradisi Gumbregan yang masih diyakin oleh sebagian besar masyarakat Desa Tikusan khususnya masyarakat among tani dan masyarakat peternak dalam bentuk sajian arak-arakan, fragmen berjalan yang menekankan pada garap artistik dengan bentuk aksesoris yang ramah lingkungan dan menggambarkan keanekaragaman ide serta bersifat kolosal, dengan latar belakang kearifan budaya setempat.

 

  1. Ide Garapan

Pengambilan sumber garapan dari upacara adat Gumbregan di Desa Tikusan tidak lain sebagai usaha pendekatan kultural antara gagasan dasar atau gagasan isi dan rancangan wujud hasil ciptaan. Dengan sumber garapan upacara adat yang berkembang dimasyarakat Desa Tikusan maka pengungkapan gagasan ke dalam wujud karya berlangsung mengalir sesuai dengan ragam budaya yang melatarbelakanginya.

Wujud garapan upacara adat tradisi Gumbregan ini kami kemas secara arak-arakan divisualkan dalam bentuk ritual adat secara utuh tampan menghilangkan makna dari upacara adat itu sendiri dengan kolaborasi gerak treatikal, seni gerak tari  yang variatif tanpa menghilangkan jatidiri dari masyarakat pendukungnya serta tradisi yang mencerminkan kehidupan nyata yang dialami oleh masyarakat.

Sedangkan medium bantu yang kami gunakan untuk property kali ini adalah garu, luku, berbagai macam sesaji yang digunakan untuk media upacara adat Gumbregan seperti dupa, pisang sepet, pisang klutuk, polo pendem, polo gantung, kupat lepet, dan  sayur-sayuran.

Untuk penggambaran tokoh Gaib yang diyakini dari upacara adat Gumbregan kami simbolkan secara realis sepasang sapi, beserta tokoh-tokoh sentral seperti lembu suro (orang bertanduk kerbau), sedangkan medium pendukung gerak kami buat tokoh – tokoh hewan seperti iber-iberan (wereng, walang, dan manuk) , gegremetan seperti (ulat dan tikus.)

Untuk aksesoris, rias dan busana kami sesuaikan dengan konteks  budaya masyarakat setempat dengan pendekatan realis, mendekati kenyataan dari penggambaran kehidaupan masyarakat sehari-harinya.

Musik yang kami pakai sebagai pengiring tari atau pendukung suasana upacara adat Gumbregan dibuat secara utuh sebagai musik pengiring eksternal yang keluar dari alat musik itu sendiri dan musik pengiring  internal yang keluar dari diri penari. Berbagai unsur bunyi dari musik gamelan dan instrument campuran ditata sedemikian rupa untuk menghasilakan harmonisasi dan keselarasan yang sesuai dengan tema garap upacara adat. Musik yang kami pakai cenderung menghasilkan suara yang keras, dinamis,  sehingga sangat cocok dipakai sebagai iringan tarian dalam formasi arak-arakan yang  memungkinkan untuk dilakukan anak – anak SMA.

  1. Tema

Tema yang diambil dalam Pawai Budaya kali ini adalah Upacara Adat. Upacara adat adalah salah satu tradisi masyarakat tradisional yang masih dianggap memiliki nilai-nilai yang masih cukup relevan bagi kebutuhan masyarakat pendukungnya. Selain sebagai usaha manusia untuk dapat berhubungan dengan arwah para leluhur, juga merupakan perwujudan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri secara aktif terhadap alam atau lingkungannya dalam arti luas. Hubungan antara alam dan manusia adalah sebuah keharusan yang tidak dapat ditolak, karena hubungan tersebut memiliki nilai-nilai sakral yang sangat tinggi. Hal ini diungkapkan dalam personifikasi mistik kekuatan alam, yakni kepercayaan pada makhluk gaib, kepercayaan pada dewa pencipta, atau dengan mengkonseptualisasikan hubungan antara berbagai kelompok sosial sebagai hubungan antara binatang-binatang, burung-burung, atau kekuatan-kekuatan alam (Keesing, 1992: 131).

Upacara adat erat kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan atau disebut juga dengan ritus. Ritus adalah alat manusia religius untuk melakukan perubahan. Ia juga dikatakan sebagai simbolis agama, atau ritual itu merupakan “agama dan tindakan” (Ghazali, 2011 : 50). Ritual keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya, kepercayaan seperti inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai perbuatan atau tindakan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib penguasa alam melalui ritual-ritual, baik ritual keagamaan (religious ceremonies) maupun ritualritual adat lainnya yang dirasakan oleh masyarakat sebagai saat-saat genting, yang bisa membawa bahaya gaib, kesengsaraan dan penyakit kepada manusia maupun tanaman (Koentjaraningrat, 1985: 243-246)

Pelaksanaan upacara adat maupun ritual keagamaan yang didasari atas adanya kekuatan gaib masih tetap dilakukan oleh sebagian kelompok masyarakat di Indonesia, baik berupa ritual kematian, ritual syukuran atau slametan, ritual tolak bala, ritual ruwatan, dan lain sebagainya (Marzuki, 2015:1). Ritual-ritual ini telah menjadi tradisi dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian besar masyarakat karena telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang mereka kepada generasi berikutnya.

  1. Judul

Judul Pawai Budaya SMAN Model Terpadu Bojonegoro tahun 2018 adalah “ Upacara Adat Gumbregan”

 

  1. Sinopsis Karya

Gumbregan merupakan salah satu upacara adat tradisi yang dilaksanakan sebagai sarana tolakbala supaya masyarakat among tani dan petani ternak diberikan keselamatan, agar hewan ternak petani dan tanaman petani akan tetap lestari dan berkembang baik serta terhindar dari segala macam penyakit Ing saking walang kutu saha gegremetan lan iber-iberan.

Gumbreg adalah salah satu nama wuku yang memiliki usia atau lama waktu tujuh hari. Pawukon adalah perhitungan hal wuku beserta keterangannya tentang begja dan cilakaning wong “nasib baik dan nasib buruk seseorang”

Ritual ini dilaksanakan ditengah-tengah area persawahan sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur untuk mengetahui 5 hal gaib yang diyakini oleh masyarakat  : 1. Joko Suro 2. Lembu Suro 3. Sukmo Wujud 4. Sukmo Ngrembono dan 5. Kidadung Awuk sebagai penguasa pagebluk.

Berbagai sesaji disiapkan sebagai simbol untuk menyatakan rasa syukur dan harapan-harapan bagi masyarakat pendukungnya agar terhindar dari segala bahaya apapun.

Dalam ritual tersebut dimulai dari doa bersama, ngepung berkat. Sebagian sesaji diletakan di empat sudut area persawahan dengan harapan agar tanaman bebas dari hama penyakit, sebagain dari sesaji tersebut dibawa pulang untuk dimakan dan dikalungkan pada hewan ternak.

 

 

 

 

  1. Komposisi
 

 

 YUNE

PEMBAWA NOMER

 

  
  

PEMBAWA JUDUL DAN IDENTITAS SEKOLAH

 
 PISANG KLUTHUK 

PEMBAWA SESAJI

PISANG SEPET 
  

 

Dupa 

 

 
  PEMIMPIN ADAT  
  PERANGKAT DESA membawa nasi kabuli  
 PERANGKAT DESA membawa nasi kabuli PERANGKAT DESA membawa nasi kabuli 
 MASYARAKAT PETANI MEMBAWA SESAJI PALA PENDHEM  
  

 

 
    
    
     
    
  

 

 
     
 MASYARAKAT     PETERNAK PEMBAWA     SESAJI KUPAT LEPET 
 

 

   

 

 

 

    

 

  

 

 
   

 

  
     
 

 

MASYARAKAT PETANI MEMBAWA PROPERTY GARU 
    
   

 

  

 

 
 MASYARAKAT PETANI MEMBAWA PROPERTY LUKU 
   
  

Joko Suro

   TOKOH GAIB 

Lembu Suro

 
  

Sukma Wujud

  

Sukma Ngrembana

 
 WerengIBER – IBERANWereng 
 Walang Walang 
 Manuk Manuk 
 TikusGEGREMETANTikus 
 Uler 

 

    Uler 
  TOKOH GAIB KIDADUNG AWUK

 

  
  

Kerbau

 Kerbau 
 Kerbau Kerbau 
 Sapi Sapi 
          Sapi Sapi 
Pendorong keretaPemusikPemusikPendorong kereta
Pendorong keretaPemusik Pemusik Pendorong kereta
Pendorong keretaPemusik PemusikPendorong kereta
 

Pendorong kereta

Pemusik PemusikPendorong kereta
Pendorong keretaPemusik PemusikPendorong kereta

 

  1. Property

Adapun property yang digunakan SMAN Model Terpadu Bojonegoro untuk performance “ Upacara Adat Gumbregan” dalam Pawai Budaya Kabupaten Bojonegor adalah :

  1. Berbagai macam sesaji dupa, pisang sepet, pisang klutuk, among-among (mong-mong) yaitu nasi putih yang dibuat lancip, ukurannya kecil disekelilingnya terdapat lauk pauk, nasi kabuli, pala pendhem, pola gemantung, kupat lepet, dan sayuran.

 

Gambar 1                                   Gambar 2                                                Gambar 3

Gambar 1 : http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2010/06/bakar-kemenyan-dan-dupa-berasal-dari.html

Gambar 2   :   https://tumpi.id/filosofi-hiasan-tarub-dalam-pernikahan-adat-jawa/

Gambar 3   :  https://etnis.id/tumpeng-tradisi-kapitayan-yang-terus-dilestarikan/

Gambar 4                                                                            Gambar 5

Gambar 4 : https://jogja.tribunnews.com/2017/09/26/unik-petani-di-gunungkidul-rayakan-ulang-tahun-sapinya

Gambar 5 : https://wacanatirtomoyo.blogspot.com/2016/08/upacara-adat-tradisi-gumbregan.html

 

 

Gambar 6

https://girikerto.ngawikab.id/2021/05/filosofi-kupat-dan-lepet/

 

Gambar 7 https://budaya-indonesia.org/Sedekah-Gumbrengan

Gambar 8                                                   Gambar 9

https://www.senibudaya.web.id/2015/02/gunungan.html

 

  1. Property pertani meliputi : garu, luku, dan capil,

 

Gambar 10                                                                          Gambar 11

Gambar 10 : http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Garu-Gerabag?lang=id

Gambar 11 : http://mekanisasisuplirahim.blogspot.com/2013/05/alat-alat-tradisional-pertanian.html

 

  1. Property simbol gaib meliputi : pecut, kluntung dan capil

 

 

Gambar 12                                                               Gambar 13

Gambar 12 : http://studioantik.blogspot.com/2014/11/kluntung-sapi-kayu-14391-iou-eiseik.html

Gambar 13 : https://m.inkuiri.com/site/bukalapak.com/hobi-koleksi/mainan/mainan-tradisional/klambishop-pecut-cambuk-tradisional-jawa.fb887d1aa2c9babe8fc8851cffa68b01806ad1eb.id

 

  1. Property pendukung icon iber-iberan walang, wereng, dan manuk
  2. Property pendukung icon gegremetan tikus dan uler
  3. Icon sepasang sapi simbol upacara adat gumbregan

 

  1. Alat Musik

Alat musik yang digunakan adalah saron, peking, bonang, kenong, snar drum, dan  bedug yang dikemas sedemikian rupa menghasilkan irama yang harmonis dan bisa mendukung kesatuan dari arak-arakan.

Gambar 14                                        Gambar 15                                  Gambar 16

Gambar 14 : https://www.gramedia.com/literasi/alat-musik-gamelan/

Gambar 15 : https://www.liputan6.com/tag/bedug

Gambar 16 : https://mg.co.id/product/tama-drum-set-imperial-star-6-pcs-bd-22-inch-ip62h6n-bvtr/

 

  1. Tata Rias Dan Busana

Untuk tata rias yang akan digunakan kami sesuai dengan konsep dan ide garap. Dimana tata riasnya menggunakan make up karakter secara utuh memakai pendekatan realis dari adat masyarakat petani dan peternak, sekaligus mensajikan kreatifitas dalam make up karakter sebagai simbol yang menjadi pelaku dalam upacara adat Gumbregan,  yang disesuaikan dengan cerita yang disajikan.

Sedangkan untuk tata busana lebih menekankan busana keseharian yang dipakai  masyarakat setempat. Seperti kebaya, jarit, udeng, dan baju komprang warna hitam, Selain itu kami menvisualkan simbol-simbol yang menjadi tokoh sentral dengan cara pengambaran tokoh sesuai karakter yang ada pada upacara adat Gumbregan seperti tokoh Lembu Suro (manusia berkepala kerbau), iber-iberan (manusia berbadan wereng dsb) Untuk busana pendukung yang lain kami mendesain sesuai dengan kebutuhan melalui pendekatan realis pada masyarakat pendukunnya.

 

  • Masyarakat Petani Dan Peternak Dalam Perwujudan Busana Adat Jawa

 

 

Gambar 17 :  https://www.beritasatu.com/hiburan/19916/ritual-kebokeboan-di-banyuwangi

 

 

 

 

Gambar 18                                            Gambar 19

 

Gambar 18  :  https://www.tokopedia.com/tettymaria24fly/lukisan-petani-cantik

 

Gambar 19 : https://www.beautynesia.id/berita-fashion/tampak-anggun-dan-menawan-kenali-5-ragam-model-kebaya-di-indonesia/b-174089

 

 

 

 

 

  • Make Up Karakter (Face Painting Simbol Iber-Iberan) Manuk, Wereng Dan Walang

 

 

Gambar 20                                                          Gambar 21

 

Gambar 20 & 21: https://gaestutorial.blogspot.com/2019/05/60-makeup-karakter-ular.html

 

 

Gambar 22 : https://jagad.id/serangga-belalang/

 

 

 

Gambar 23 : http://jenis-perbedaan.blogspot.com/2018/07/perbedaan-kumbang-dan-kepik-jenis.html

 

  • Make Up Karakter (Face Painting Simbol Gegremetan) Ulat Dan Tikus

 

 

Gambar 24                                                                                        Gambar 25

Gambar 24 : https://www.pinterest.es/pin/481885228860297423/

Gambar 25 : https://www.tokopedia.com/blog/tren-face-painting-hbl/

 

  • Make Up Karakter (Face Painting Simbol Gumbregan) Kerbau Dan Sapi

 

 

Gambar 26                                                          Gambar 27

 

Gambar 26 : https://id.pinterest.com/slametsyamsularifin0303/sapi/

Gambar 27 : https://id.pinterest.com/c_1994arias/halloween/

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Susunan Tim Produksi

 

Penanggung Jawab                              : Drs.Sigit Hertadi, M.M

Ketua Pelaksana                                  : Puji Suyanto, S.Pd

Wakil Pelaksana                                  : Amirullati, S.Pd, M.M.

Bendahara                                           : Nining Ufik Zuraidah, S.Pd

Sekretaris                                             : Sri Rahayu, S.Pd.

Kreator                                                : Fitria Kusuma Wardani, S. Pd

Tim Produksi                                      :

  1. Penata Gerak : Ninda Febrian Ningrum, S.Pd.

Ika Wahyu Diana, S.Pd.

  1. Penata Musik : Kholifah, S.Pd.

 

Tim Artistik

  1. Penata Rias dan Busana : Aulia Damayanti, S.Pd (Koordinator)

Yuli Ika Lestari, S.Pd.

Beni Setyorini, S.S.

Nurul Akmaliyah, S.Pd.

Eka Fatma Amilia, S.Pd.

Desy Ratna Dewi, S.Pd.

 

  1. Penata Property dan Dekorasi : M. Aladi Shofan Sofa, S.T (Koordinator)
  2. Fajar Buana, S.Pd.

Vandy Istara Gita, S.Pd.

Alex Wijaya, S.Sos. I

Agus Huda

Sudarno

  1. Perlengkapan             : Tria Listari, S. Pd (Koordinator)

Abdul Malik, M.Pd.

Supriono

Hasanuddin

  1. Sie Konsumsi dan Sesaji Pawai : Indah Khurniasari, S.Sos (Koordinator)

Setyoningsih, S.Pd.

Eka Tina Nur Ula Tuqu, M.Pd.

Agus Pratiwi, S.Si

Nur Afni Meilia, S.Pd.

Anisa Fitri, M.Pd.

  1. Sie Transportasi              : Andi Harahab, S.Pd, M.M (Koordinator)

Drs. Edi Kurniawan, M.M.

Sukirno, S.Pd.

Tri Atmojo Puguh Asmoro, S. Pd

  1. Sie Dokumentasi              : Eko Heru Utomo, S.Kom. (Koordinator)

Aji Purnomo

  1. Sie Kesehatan              : Winda Yunita Prihandani

 

 

 

 

  1. Penutup

Demikian nadeskripsi pawai budaya ini kami buat sebagai acuhan dan syarat pendaftaran dalam mengikuti Pawai Budaya Kabupaten Bojonegoro tahun 2018. Semoga bisa dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semoga memberi manfaat dalam aspek kehidupan dan pendidikan seni, dimana untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya local kita perlu menyajiakan ke masyarakat serta khalayak umum bentuk-bentuk garap artistik. Dengan menggangkat kearifan budaya setempet sebagai perwujudan pelestarian budaya local.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Buku :

 

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara III. Jakarta: Proyek Pembangunan Media Kebudayaan. 1991

Herusutoto,   Budiono.   Simbolisme    dalam    Budaya    Jawa.    Yogyakarta:   PT Hanindita. 2001

Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan. 1980

Link Web :

 

http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2010/06/bakar-kemenyan-dan-dupa-berasal-dari.html

https://tumpi.id/filosofi-hiasan-tarub-dalam-pernikahan-adat-jawa/

https://etnis.id/tumpeng-tradisi-kapitayan-yang-terus-dilestarikan/

https://jogja.tribunnews.com/2017/09/26/unik-petani-di-gunungkidul-rayakan-ulang-tahun-sapinya

https://wacanatirtomoyo.blogspot.com/2016/08/upacara-adat-tradisi-gumbregan.html

https://girikerto.ngawikab.id/2021/05/filosofi-kupat-dan-lepet/

https://budaya-indonesia.org/Sedekah-Gumbrengan

https://www.senibudaya.web.id/2015/02/gunungan.html

http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Garu-Gerabag?lang=id

http://mekanisasisuplirahim.blogspot.com/2013/05/alat-alat-tradisional-pertanian.html

http://studioantik.blogspot.com/2014/11/kluntung-sapi-kayu-14391-iou-eiseik.html

https://m.inkuiri.com/site/bukalapak.com/hobi-koleksi/mainan/mainan-tradisional/klambishop-pecut-cambuk-tradisional jawa.fb887d1aa2c9babe8fc8851cffa68b01806ad1eb.id

https://www.gramedia.com/literasi/alat-musik-gamelan/

https://www.liputan6.com/tag/bedug

https://mg.co.id/product/tama-drum-set-imperial-star-6-pcs-bd-22-inch-ip62h6n-bvtr/

https://www.beritasatu.com/hiburan/19916/ritual-kebokeboan-di-banyuwangi

https://www.tokopedia.com/tettymaria24fly/lukisan-petani-cantik

https://gaestutorial.blogspot.com/2019/05/60-makeup-karakter-ular.html

https://www.beautynesia.id/berita-fashion/tampak-anggun-dan-menawan-kenali-5-ragam-model-kebaya-di-indonesia/b-174089

https://jagad.id/serangga-belalang/

http://jenis-perbedaan.blogspot.com/2018/07/perbedaan-kumbang-dan-kepik-jenis.html

https://www.pinterest.es/pin/481885228860297423/

https://www.tokopedia.com/blog/tren-face-painting-hbl/

https://id.pinterest.com/slametsyamsularifin0303/sapi/

https://id.pinterest.com/c_1994arias/halloween/

 

Link Youtube :

https://youtu.be/UGqiecJx6GI