GOOGLE STREET VIEW DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Aulia Damayanti
SMAN Model Terpadu Bojonegoro
Google Street View merupakan proyek jangka panjang Google mendokumentasikan pemandangan jalan yang sejajar dengan mata manusia. Hasil akhir Street View adalah foto panorama 360 derajat.dan membolehkan pengguna melihat bagian dari kota pilihan mereka dan wilayah metropolitan sekitarnya pada tingkat dasar.
Google Street View, ketika dioperasikan, menampilkan foto yang sebelumnya diambil oleh kamera di atas sebuah kendaraan, dan dapat dijelajahi menggunakan tombol panah di keyboard atau mouse dengan menekan panah di layar atau dengan menggunakan tangan untuk menggeser lokasi. Menggunakan cara ini, foto dapat dilihat dalam berbagai ukuran, dari arah manapun, dan berbagai sudut. Garis yang diperlihatkan di sepanjang jalan menandai arah yang diikuti oleh jalan itu. Hal ini memungkinkan pengguna dapat melihat langsung daerah-daerah diseluruh jangkauan google street view.
Konsep teknologi yang ada di balik Street View diperkenalkan oleh perusahaan pencitraan digital bernama Immersive Media. Perusahaan asal AS ini berdiri sejak 1994 dan fokus melakukan penelitian hingga 2003. Immersive Media meluncurkan sistem kamera berbentuk bola pada 2004, yang semuanya telah menggunakan format digital. Teknik perekamannya menggunakan sistem kamera 11 lensa yang disebut Dodeca. Sebelas lensa kamera ini merekam gambar dari 11 sudut berbeda berdasarkan geometri dodecahedron. Meski hasil akhir yang ditampilkan dalam layanan Google Street view merupakan gambar diam, tetapi sebenarnya gambar yang direkam dengan sistem kamera ini adalah video full-frame. Ia dapat menangkap gambar 30 frame per detik dengan resolusi yang sangat tinggi. Sistem kamera Google Street View di atap mobil Google bekerja sama dengan Immersive Media sejak kali pertama proyek Street View berjalan. Namun, pada Oktober 2007, kedua belah pihak memutuskan untuk mengakhiri konten lisensi. Google membuat sistem kamera sendiri.
Kamera Google Street View kadang dipasang di atas mobil, troli, sepeda, di atas perahu, bahkan dipegang sendiri oleh manusia. Semua itu tergantung pada medan lokasi yang ingin direkam. Di Jakarta, sistem kamera dipasangkan di atap mobil yang akan menyusuri jalan Jakarta. Mobil ini memajang logo Google Maps Street View dan Wonderful Indonesia. Selanjutnya, Google Street View akan merekam kota-kota lainnya di Indonesia. Setelah perekaman selesai, selanjutnya adalah proses penyatuan gambar dengan komputer. Gambar disusun lalu “dijahit” hingga menghasilkan foto panorama 360 derajat. Google akan memburamkan pelat nomor kendaraan dan wajah pengguna jalan yang terekam untuk melindungi privasi warga. Google Street View telah merekam 40 negara di dunia, termasuk Asia, yang mencakup Jepang, Taiwan, Hongkong, Makau, Singapura dan Thailand. Jika Google Street View diakses dari situs internet, pengguna dapat menjelajahinya dengan mengarahkan tombol panah di layar. Foto pemandangan dapat dilihat dari berbagai arah dan sudut, serta dapat dilihat dalam berbagai ukuran.
Foto 360°merupakan salah satu teknologi yang telah berkembang sejak kamera digital ditemukan (Rambing & Tulenan, 2017). foto 360° merupakan hasil jepretan foto dari kamera 360° yang dapat dilihat di lihat dari berbagai macam sudut pandang dalam satu file foto, sehingga akan mendapatkan pengalaman yang hampir sama seperti di lokasi foto diambil (Baptista, 2019), dengan kata lain teknologi foto 360° ini menghasilkan visual gambar yang dapat dilihat dari sudut 360° baik ke arah horizontal maupun vertikal yang menunjukkan pandangan yang tidak terputus, yang tersusun dari beberapa foto yang digabungkan (Manabung, dkk, 2019). Sehingga dalam hal siswa yang menggunakan media ini nantinya tidak perlu datang ke lokasi situs untuk melakukan observasi dan pembelajaran melainkan hanya dinikmati secara virtual di kelas (indoor). Seluruh proses pembuatan ini hamper seluruhnya diporduksi dengan menggunakan smartphone, sehingga dari segi pembuatan dan penggunaan media juga sangat praktis. Memang pada dasarnya smartphone memiliki segudang manfaat hanya dengan seukuran segenggaman, sehingga hingga hari ini smartphone sendiri bukan menjadi benda asing lagi bagi masyarakat terutama siswa (Hartati & Kusrina, 2019).
Pengoperasian dari foto 360° menggunakan aplikasi yang cukup familiar di tengah masyarakat Indonesia, aplikasi ini besutan Google.inc yang bernama “Google Street View” Google Street View berbeda dengan Google Maps, kedua aplikasi ini saling melengkapi satu sama lain yakni secara garis besar data-data berupa foto, 360°, dan video yang ada di Google Maps adalah berasal dari jepretan atau unggahan dari aplikasi Google Street View. Aplikasi Google Street View dapat diunduh dan dioperasikan di ponsel pintar dengan sistem operasi IOS dan Android melalui laman resmi penyedia aplikasi masing-masing sistem operasi (OS). Aplikasi Google Street View terdapat fungsi untuk mengoperasikan dan pengambilan foto 360°, fitur yang dimaksud adalah photosphere, pengambilan foto 360° dapat dilakukan oleh kamera ponsel pintar biasa dan tidak memerlukan perangkat khusus. Saat pengambilan foto dilakukan di titik yang sama akan tetapi dengan sudut pengambilan yang berbeda-beda, sehingga pengambil foto sebagai porosnya. Saat pembuatan foto 360° membutuhkan banyak penjepretan dari berbagai macam sudut, dengan mengikuti arah petunjuk yang disediakan oleh aplikasi untuk sudut mana saja yang diambil, sehingga dalam hal ini ponsel pintar yang memiliki sensor gyroscope saja yang dapat mengoperasikannya. Sensor gyroscope sendiri merupakan sensor pendeteksi arah hadap dan gerakan pengguna dengan perangkat sebagai porosnya (Bourke & Lyons, 2008).
Penggunakaan Google Streetview dalam pembelajaran sejarag memberikan banyak manfaat bagi guru. Guru apat menampilkan tempat kejadian peristiwa suatu peristiwa sejarah sehingga siswa dapat mengenal tempat kejadian peristiwa tersebut. Dengan mengenal suatu tempat periswa siswa dapat menerapkan konsep ruang terhadap persitiwa tersebut. Penggunaan lain dari Google Streetview adalah sebagai pengganti field trip ke lapangan. Google Streetview dapat digunakan sebagai ivirtual field trip sehingga siswa tidak perlu pergi ke tempat bersejarah untuk mengamati suatu tepat kejadian bersejarah ataupun peninggalan bersejarah lain. Penggunaan Google Streetview dengan foto 360° ini diharapkan menjadi pengganti dari adanya model pembelajaran yang berbasis di luar ruangan (outdoor learning), sehingga pembelajaran tetap berlangsung di dalam ruangan yang tentunya lebih menyenangkan (Riyanto, 2014).
Salah satu contoh penggunaan Google Street View adalah untuk mengajak siswa mengamati bangunan-bangunan proyek mercusuar pada masa Demokrasi Terpimpin. Dengan melihat secara lagsung kondisi saat ini Siswa dapat menghubungkannya dengan persitiwa sejarah
Jembatan Semanggi
GWK
Pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang membutuhkan alat bantu (peraga) dan bukan hanya berupa tulisan-tulisan, melainkan butuh pemvisualan untuk menunjang pembelajaran, sehingga pembelajaran sejarah lebih berkualitas dan menyenangkan. Pembelajaran sejarah akan lebih efektif dilakukan apabila mengujungi lokasi situs secara langsung dan melakukan pengamatan. Kegiatan tersebut lebih sering disebut dengan model pembelajaran outdoor learning atau kunjungan lapangan, kunjungan lapangan ini tentunya memiliki kelemahan-kelemahan yakni adalah alokasi waktu yang dibutuhkan, tenaga yang diperlukan, juga biaya yang dikeluarkan. Sehingga dengan adanya inovasi digital yang berhubungan dengan pengembangan model pembelajaran sebagai jawaban atas kesulitan pembelajaran sejarah, yakni dengan inovasi teknologi berbasis foto 360°. Sehingga dengan adanya inovasi tersebut pembelajaran yang berupa kerja lapangan diganti yang berada di luar ruangan menjadi pembelajaran yang berada di dalam ruangan dengan pengalaman belajar yang mendekati sama, yang juga kualitas belajar dan capaiannya hampir sama dengan pembelajaran yang berada di luar ruangan, yang lebih efektif dan menyenangkan.
Bojonegoro, 20 Desember 2019.
Komentar Terbaru