Oleh Nurali Muflikhin
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam proses terbentuknya kepribadian yang baik tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi melalui beberapa tahapan. Dalam proses pembelajaran tersebut mampumengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Jadi tidak baik menjadi baik.
Dalam Undang-undang SIKDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut tidak terlepas dalam memahami makna pendidikan itu sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidik dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Tujuan mengembangkan potensi peserta didik mampudilakukan melalui proses pendidikan, yaitu melalui sekolah maupun madrasah, sekolah merupakan lembaga yang menjalankan proses pendidikan memberi pengajaran kepada peserta didik.
Fungsi pendidikan atau guru paling utama adalah memimpin anakanak membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru sebagai orang tua juga harus menjadi model atau suri tauladan bagi anak-anak. Anak mendapatkan rasa keamanan dengan adanya model dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.
Pendidikan sekolah juga merupakan pendidikan yang diselenggarakan melalui prasarana yang dilembagakan. Lembaga pendidikan sekolah merupakan tempat menuntut ilmu yang kedua setelah keluarga. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemagang peranan utama. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Oleh karena itu gurulah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada peserta didik.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN Model Terpadu Bojonegoro, utamanya di kelas XI-IPA-3 ternyata tidak mudah. Adanya anggapan bahwa Pendidikan Agama Islam hanyalah pelajaran yang dihafal dan tidak termasuk pelajaran yang menentukan saat akhir sekolah yang membuat peserta didik menjadi statis dan kurang berprestasi. Hal ini jika dibicarakan berlarut-larut tentunya akan sangat membahayakan akhlak dan aqidah generasi muda. Pengaruh yang saat ini bisa kita lihat dari permasalahan ini adanya penurunan kesadaran beribadah peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Jika melihat masalah yang dialami peserta didik SMAN Model Terpadu Bojonegoro, penulis sebagai pendidik berasumsi bahwa untuk menarik minat belajar peserta didik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan menciptakan suasana senang dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, menciptakan suasana senang tersebut adalah dengan guru memilih model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat mampu menimbulkan kebosanan, kurang paham, dan akhirnya menurunkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sesuatu model pembelajaran yang tepat dan menarik. Dimana peserta didik mampubelajar secara kooperatif dan mampubertanya meskipun tidak kepada guru, sehingga tidak ada perasaan kurang percaya diri atau takut bertanya, karena peserta didik bertanya kepada temannya sendiri, selain itu peserta didik mampusaling bertukar pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah.
Dan salah satu alternatifnya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Setiap peserta didik tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga dalam kelompoknya, bahwa setiap kelompoknya harus siap dan produktif. Selain itu peserta didik juga mampusaling bertanya dan saling melengkapi pengetahuan yang dimiliki. Hal tersebut meningkat serta membangun kepercayaan diri peserta didik terhadap kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW. Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW merupakan model pembelajaran yang menciptakan suasana kelas yang lebih santai, model pembelajaran JIGSAW memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui diskusi. Dalam JIGSAW anggota kelompok diberi tugas mempelajari suatu materi atau topik yang berbeda, kemudian peserta didik bertemu dengan kelompok lain untuk mempelajari dan saling bertukar pikiran membahas materi yang sama. Setelah itu peserta didik kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil diskusi kepada teman-teman satu kelompoknya.
Jadi pembelajaran di sekolah tidak hanya yang seperti kita ketahui yaitu mendengarkan guru menerangkan, mencatat, kemudian mengerjakan latihan. Pembelajaran yang seperti itu akan membuat peserta didik menjadi jenuh dan membosankan, akan tetapi masih banyak lagi model pembelajaran yang melatih peserta didik untuk aktif bukan pasif, dan salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW tersebut.
Dengan memperhatikan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tidakan kelas dengan judul : ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas XI-IPA-3 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Q.S.
An-Nisa/4: 59 Tentang Taat pada Aturan, Q.S. Al Maidah/5: 48 Tentang Kompetisi DALAM Kebaikan, dan Q.S. At-Taubah/9 : 105 Tentang Etos Kerja di SMAN Model Terpadu Bojonegoro Tahun Pelajaran 2021/2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti mampumerumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi olehA guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI-IPA-3 SMAN Model Terpadu Bojonegoro adalah:
- Bagaimana Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW di kelas XIIPA-3 SMAN Model Terpadu Bojonegoro?
- Apakah model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI-IPA-3 SMAN Model Terpadu Bojonegoro dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Untuk mengetahui Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW di kelas XI-IPA-3 SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW peserta didik kelas XI-IPA-3 SMAN Model Terpadu Bojonegoro dalam materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
Hasil penelitian ini mampumemberi manfaat :
- Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis mampumengetahui konsep pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah yang penulis teliti yaitu di SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Secara Praktis
- Bagi peserta didik SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Mampu mencapai tingkat kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya pada materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
- Hasil belajar peserta didik kelas XI-IPA-3 SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW mampu dikembangkan atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain.
- Bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Adanya inovasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
- Menjadi sumbangan pemikiran pada pengabdian guru dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui keahlian profesinya. 3)Terjalin kerja sama atau kolaborasi antar guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMAN Model Terpadu Bojonegoro
- Bagi pihak SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Memperoleh panduan inovatif model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW yang diharapkan mampudigunakan untuk kelas-kelas lainnya di SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
- Melalui peningkatan kualitas pembelajaran di SMAN Model Terpadu Bojonegoro, maka di harapkan mampumeningkatkan hasil belajar peserta didik SMAN Model Terpadu Bojonegoro
- Bagi peneliti
Mampu menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Konsep Belajar dan Teori Belajar
Menurut Skinner, belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian atau tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat.
Menurut Devista dan Thompson dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata, mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas mampudisimpulkan bahwa belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang berlangsung secara progresif yang diperoleh dari interaksi dan pengalaman, yang mana pengalaman itu akan lebih bermakna jika diberi penguat dengan penguat yang lebih tepat.
2. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar antara lain: a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
- Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi mampumenulis
- Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif maksudnya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
- Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan lain sebagainya tidak mampudigolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar.
- Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin mampudicapai dengan belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin mampudicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
- Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
3. Konsep Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Oleh karena itu baik konseptual maupun operasional konsep-konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat pada pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi mampudisimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik untuk mengubah sikap peserta didik supaya menjadi lebih baik, serta menfasilitasi peserta didik dengan cara melengkapi sarana dan prasarana yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Adapun teori-teori pembelajaran meliputi:
- Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik
- Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.
- Pembelajaran adalah suatu proses membantu peserta didik menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. 4. Ciri-ciri Pembelajaran
Adapun ciri-ciri pembelajaran adalah:
- Rencana, ialah penataan ketenangan material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus
- Saling ketergantungan (Interpendence) yaitu antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan
- Tujuan yaitu sistem tujuan tertentu yang hendak dicapai.
5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali faktorfaktor. Adapun faktor yang mempengaruhi belajar meliputi:
- Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
- Faktor-faktor non-sosial dalam belajar
Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alatalat peraga, dan lain sebagainya)
- Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), atau kehadiran orang atau orangorang lain pada waktu seseorang sedang belajar, ada juga faktor yang berasal dari dalam kelas misalnya, kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakapcakap di samping kelas, maka murid yang sedang mengerjakan ujian akan sangat terganggu.
- Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar
- Faktor-faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mampudibedakan menjadi dua yaitu tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
- Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini mampudikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah.
- Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi panca indera
Panca indera mampudimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan panca inderanya.
- Faktor-faktor psikologis dalam belajar
Menurut Arden N. Frandsen dalam bukunya Sumadi Suryabrata mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:
- Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
- Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju
- Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
- Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Adapun Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah:
- Adanya kebutuhan fisik;
- Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran;
- Adanya kebutuhan untuk menmampukehormatan dari masyarakat;
- Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri
6. Macam-macam Belajar
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai ciri-ciri masing-masing. Oleh karena itu macam- macam belajar terdiri dari
;
- Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan
- Belajar kognitif
Belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental, objekobjek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan suatu bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalaman kepada temuannya.
- Belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga mampudipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
- Belajar konsep
Konsep atau pengertian adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang mempunyai konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objekobjek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
- Belajar menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya mampumemproduksikan (diingat) secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
7. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satunya mata pelajaran yang diajarkan dalam satu bentuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran tersebut dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Pendidikan Agama Islam yang telah dipelajari oleh peserta didik di SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur’an terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an
- Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-
Qur’an sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
- Meningkatkan pemahaman isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur’an dan Hadits.
B. Hasil Belajar
- Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999). Hasil belajar pada hakikatnya merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
- Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketrampilan motoris.
Ciri-ciri hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar mengajar yang optimal adalah sebagai berikut.
- Kepuasan dan kebanggaan yang mampumenumbuhkan motivasi
belajar peserta didik.
- Menambah keyakinan akan kemampuan diri
- Kemantapan dan ketahanan hasil belajar
- Hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh (komprehensif)
- Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri pada proses dan usaha belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan pendidik (guru) dalam membimbing belajar peserta didik sangat dituntut. Apabila guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi), harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas akan tercapai.
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh proses belajar telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran akan tampak pada kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada berbagai faktor yang mampumempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar faktor tersebut mampudibagi menjadi dua bagian:
- Faktor internal (faktor individu peserta didik)
Yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik yang meliputi kesehatan mata, telinga, inteligensi, bakat dan minat peserta didik.
Dan faktor fisiologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong faktor psikologis yaitu inteligensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
- Faktor eksternal (faktor dari luar individu peserta didik).
- Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman se-kelas mampumempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik.
- Lingkungan non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
Yaitu segala sesuatu di luar individu peserta didik yang merangsang individu peserta didik untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar dikelompokkan dalam faktor eksternal, di antaranya faktor keluarga, masyarakat lingkungan, teman sekolah, fasilitas, dan kesulitan bahan ajar.
- Bentuk-bentuk Instrument Evaluasi Hasil Belajar
Dalam persiapan strategi proses belajar mengajar perlu disusun instrument penilaian dalam standar penguasaan. Penyusunan instrumen penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan peserta didik terhadap suatu materi atau pokok bahasan. Istilah instrument penilaian disebut dengan istilah teknik penilaian yang berupa tehnik tes dan non tes.
- Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.
- Non tes
Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian melalui:
- Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas.
- Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkap sikap peserta didik melalui pengajaran tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau penmampupeserta didik.
C. Pembelajaran Kooperatif
- Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran JIGSAW mampudiartikan sebagai sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik dalam kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur.
Menurut Eggen dalam Kaucak dalam buku karangan Triyanto pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang bernaungan dalam teori kontruktivis. Pembelajaran kooperatif muncul bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman-temannya. Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu
Dengan pendekatan kelompok di harapkan mampuditumbuhkan dan dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik, mereka dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masingmasing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Anak didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya kelompok belajar, yaitu (1) kemampuan anak (2) ketersediaan bahan, (3) ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar semua anak aktif menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Dari pengertian di atas mampudisimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi untuk memecahkan masalah dalam kelompok.
Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberi kesempatan pada semua peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan belajar.
Kunci JIGSAW adalah interdependensi, tiap peserta didik bergantung pada teman satu timnya untuk mampu memberikan informasi yang diperlukan supaya mampuberkinerja dengan baik pada saat penilaian.
- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW
JIGSAW menurut bahasa adalah menyusun potongan gambar. Metode pengajaran JIGSAW dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekanrekannya (1978). Teknik ini serupa dengan pengajaran beregu (kelompok). Pembelajaran ini terletak pada pelaksanaan pengajaran oleh sekelompok guru yang disesuaikan dengan tingkah laku kemampuan belajar dan perbedaan individu peserta didik
- Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW adalah sebagai berikut :
- Guru memilih materi pembelajaran yang mampudibagi menjadi beberapa segmen (bagian)
- Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 5-6 orang berdasarkan nomor absen
- Setiap kelompok mendapat putugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi yang berbeda
- Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya
- Peserta didik kembali ke suasana kelas seperti semula, kemudian guru bertanya kepada peserta didik seandainya da persoalanpersoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok
- Guru memberikan pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari
- Guru me-review materi dan memberi penguatan materi
- Guru memberikan soal tes evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik secara individu.
- Keungulan dan keterbatasan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW 1) Keunggulan pembelajaran koperatif:
- Melalui Pembelajaran kooperatif peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi mampumenambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang lain.
- Pembelajaran kooperatif mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal atau dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
- Pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala berbedaan.
- Interaksi selama kooperatif berlangsung mampumneingkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang
2) Keterbatasan pembelajaran kooperatif
- Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan pada hasil kerja kelompok, namun demikian guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu peserta didik
- Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang sangat panjang. Hal ini tidak mungkin mamputercapai hanya dengan satu kali saja.
- Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan
yang sangat penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu
- Manfaat dan tujuan pembelajaran kooperatif
Adapun manfaat pembelajaran kooperatif bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
- Mampulebih meluangkan waktu pada tugas
- Membangun rasa percaya diri
- Memperbaiki kehadiran
- Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
- Memperkecil perilaku mengganggu atau konflik antar teman
- Mengurangi sikap apatis
- Memperdalam pemahaman
- Meningkatkan, motivasi, prestasi dan hasil belajar
- Retensi atau penyimpangan lebih lama
- Meningkatkan budi, kepekaan, dan toleransi.
Cooperative learning mempunyai dua tujuan penting yaitu:
- Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik.
- Penerimaan terhadap keragaman
Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik mampumenerima teman-teman yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
D. TAAT PADA ATURAN, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN
ETOS KERJA
- Standar Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan yang mampu dilakukan peserta didik yang mencakup tiga aspek, yaitu: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran yang basis kompetensi adalah pembelajaran yang memiliki standar, standar yang dimaksud adalah acuan bagi guru tentang kemampuan yang menjadi fokus pembelajaran dan penilaian. Jadi standar kompetensi adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran.
- Kompetensi Dasar
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan kompetensi adalah proses pendeteksian kemampuan dasar setiap peserta didik untuk memudahkan terciptanya suatu tujuan secara teoritis dan praktis. Maka dengan itu kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimal yang harus didapatdilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.
- Indikator Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang mampudiukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
- Materi Pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja Standar Kompetensi : menganalisis makna Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S. anNisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105, serta Hadis tentang taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Kompetensi Dasar : – menganalisis makna Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S. an-Nisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105, serta Hadis tentang taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf
TAAT PADA ATURAN, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN
ETOS KERJA
Adapun Materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja meliputi:
taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
E. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW pada Pokok Materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Adapun penerapan model pembelajaran tipe JIGSAW pada materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja mampuditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Guru menerangkan sekilas materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang akan
diuji coba dalam model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
- Para peserta didik dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen (satu kelompok terdiri dari atas 5 sampai 6 peserta didik) setiap kelompok diberi materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang meliputi: taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja atau soal tertentu untuk dipelajari/dikerjakan.
- Ketua kelompok membagi materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja atau tugas dari guru agar menjadi topik-topik kecil untuk dipelajari/ dikerjakan oleh masingmasing anggota kelompok (misalnya, setiap peserta didik dalam satu kelompok menmampusatu soal tentang hukum tajwid, maka kelompok yang lain berbeda)
- Anggota kelompok yang mempelajari sub-sub bab atau soal yang sama bertemu untuk mendiskusikan soal tersebut sampai mengerti benar isi dari sub-sub bab atau cara menyelesaikan soal tersebut.
- Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajar teman dalam satu kelompok
- Guru mereview materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang meliputi: taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja dan memberi penguatan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
- Guru memberikan soal tes akhir untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.
F. Kerangka Berpikir
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW menurut pemikir peneliti, peserta didik dalam suatu kelompok (kelompok awal) terdiri dari enam peserta didik. Peserta didik dalam kelompok selalu berpasangan, sehingga terdapat tiga pasang dalam suatu kelompok.
Masing-masing pasangan akan mendapat putugas untuk menyelesaikan satu sub materi. materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja. masing-masing pasangan dengan tugas sub materi sejenis dari masing-masing kelompok akan bergabung dalam suatu kelompok baru. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
Setelah setiap pasang kelompok menyelesaikan tugas dikelompok ahli, kemudian kembali ke kelompok awal mereka akan bertukar informasi yang diperoleh dari pertukar pasangan dalam kelompok (JIGSAW).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW antara lain :
- Membagi materi pelajaran yang akan diberikan menjadi beberapa sub materi
- Sebelum diskusi, guru memberikan atau menyampaikan materi secara singkat. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
- Peserta didik dibagi dalam kelompok terdiri dari enam peserta didik. Masing-masing kelompok akan dipisah menjadi tiga pasang dalam kelompok, selian itu masing-masing pasangan kelompok dengan tugas yang sama akan bergabung menjadi kelompok baru.
- Dari penggabungan kelompok baru (kelompok ahli) peserta didik akan berdiskusi, bertukar pikiran, saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lain.
- Setelah diskusi antar anggota kelompok,setiap pasangan kelompok akan kembali kekelompok awal untuk bertukar pengalaman yang telah diperoleh.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas mampu dinumculkann hipotesis tindakan sebagai berikut :
“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam istilah Bahasa Inggris disebut Classrom Action Research Principle and Practice merupakan bentuk penelitian Reflektif yang dilakukan oleh pendidik terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, peningkatan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN Model Terpadu Bojonegoro. Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI-IPA-3 jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 28 orang.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan pada tanggal 26
Oktober sampai dengan 7 November 2021 di Kelas XI-IPA-3 Semester Gasal SMAN Model Terpadu Bojonegoro.
D. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah orang yang membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam di SMAN MT Bojonegoro.
E. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe JIGSAW pada materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
PTK dilaksanakan pada kelas XA di SMAN Model Terpadu Bojonegoro. Waktu pelaksanaan menggunakan jam pelajaran reguler yang berlaku pada kelas penelitian, sehingga kegiatan PTK tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian sebagai berikut:
Siklus I : Model pembelajaran JIGSAW dengan sub materi. taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Siklus II : Model pembelajaran kooperatif Tipe JIGSAW dengan membahas materi pokok siklus I yang belum maksimal
Adapun langkah-langkah penelitian mampudibuat diagram sebagai berikut:
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan secara Kolaboratif antara guru pengampu mata pelajar Pendidikan Agama Islam di kelas XI-IPA-3 semester II SMAN Model Terpadu Bojonegoro dengan peneliti. Adapun proses kerja dalam penelitian ini adalah: 1. Pra Siklus
Sebelum melakukan siklus I, peneliti melakukan diagnosis awal tentang kondisi peserta didik sebelum penelitian yang disebut Pra siklus. Adapun Pra siklus dilaksanakan melalui observasi dengan menganalisis data nilai ulangan harian peserta didik pada materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja pada tahun sebelumnya, yaitu tahun pelajaran 2019/2020.
- Siklus I
Pelaksanaan siklus I dari peneliti tindakan kelas ini dimulai pada 28 Oktober 2021 sampai dengan 4 November 2021, dengan mengambil tempat di ruang kelas XI-IPA-3.
Jadwal kegiatan siklus I sebagai berikut :
No | Hari Dan Tanggal | Waktu | Kelas | Kegiatan |
1. | 23 Oktober 2021 | 09.40-11.00 | XI-IPA- 3 | Diskusi materi pokok Yang terdiri dari taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan |
2. | 28 Oktober 2021 | 09.40-11.00 | XI-IPA- 3 | Evaluasi siklus I dan pendalaman materi |
- Perencanaan
- Menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
- Menetapkan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang meliputi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
- Mengembangkan skenario pembelajaran taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja;
- Pembagian kelompok
- Penetapan tugas untuk masing-masing kelompok
- Mekanisme diskusi kelompok
- Menyusun lembar kegiatan peserta didik meliputi:
- Pengertian, taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
- Menganalisis hukum tajwid taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
- Menyiapkan Sumber Belajar Meliputi:
- Buku paket Pendidikan Agama Islam kelas X
- LKS Pendidikan Agama Islam SMA Semester Gasal
- Menyusun Format Evaluasi Hasil Belajar
- Menyusun Format Obsersi
- Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
- Aktivitas belajar peserta didik
- Kerja sama peserta didik
- Tindakan
- Peserta didik akan dibagi dalam kelompok dengan ketentuan:
- Satu kelompok terdiri enam peserta didik yang Heterogen
- Peserta didik selalu berpasangan, sehingga satu kelompok terdapat tiga pasangan.
- Guru akan menjelaskan gambaran tentang model pembelajaran JIGSAW.
- Setiap kelompok akan menmamputugas untuk menyelesaikan soal di lembar kerja kelompok. Tugas akan dibagi dalam kelompok secara berpasangan.
- Setiap pasangan kelompok akan membahas satu Sub materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
- Kelompok akan dibagi menjadi empat bagian (satu Subkelompok dua peserta didik)
- Setiap Sub kelompok bergabung dengan Subkelompok lain, dalam kelompok gabungan ini terdiri dari tiga Sub kelompok yang membahas Sub materi yang berbeda.
- Setiap kelompok akan melakukan diskusi tentang materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja 8)Peserta didik kembali ke kelompok semula.
9) Melakukan diskusi dari hasil temuan dengan kelompok lain. c. Pengamatan
- Melakukan Observasi dengan menggunakan format observasi
- Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
- Aktifitas belajar peserta didik
- Kejasama peserta didik.
- Melakukan penilaian hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik.
- Refleksi
- Melakukan Evaluasi terhadap keefektifan pelaksanaan program
- Melakukan Evaluasi terhadap efisiensi penggunaan waktu
- Pembahasan skenario pelaksanaan penelitian siklus I dengan guru (pelaku tindakan)
- Penyusunan Evaluasi tindakan untuk kegiatan berikutnya
F. Teknik Analisis Data
- Pengumpulan Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis hasil yang telah dicapai oleh peserta didik melalui Observasi dan Tes Evaluasi. Data Observasi penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan dengan kurang, cukup, baik dan sangat baik, pada tindakan tiap siklus dan tiap siklus masing-masing dua kali pertemuan kemudian diberi perilaku kegiatan yang meliputi perencanaan, tindakan Observasi, dan Refleksi.
- Hasil Observasi Proses Pembelajaran.
Hasil pengamatan (observasi) proses pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut:
- Lembar Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
Data Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi aspek-aspek yang telah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase
Adapun rumus yang digunakan adalah:
Jumlah skor yang diperoleh X 100%
Jumlah skor maksimal
Indikator kebersihan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah
sebagai berikut :
Skor t 85 % | : Pelaksanaan pembelajaran baik sekali |
65 % d Skor d 84 % | : Pelaksanaan pembelajaran baik |
45 % d Skor d 64 % | : Pelaksanaan pembelajaran cukup |
Skor d 40 % | : Pelaksanaan pembelajaran kurang |
- Lembar observasi tentang aktifitas belajar peserta didik.
Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka dibuat lima aspek pengamatan, meliputi: memperhatikan penyelesaian, menyalin penjelasan, bertanya, menjawab, dan mengerjakan tugas. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui pro sentase.
Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik adalah:
Indikator kebersihan aktifitas belajar peserta didik ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Skor t 85 % : Aktifitas belajar baik sekali
65 % d skor d 84 % : Aktifitas belajar baik
45 % d skor d 64 % : Aktifitas belajar cukup
Skor d 44 % : Aktifitas belajar kurang
- Lembar observasi tentang kerjasama peserta didik dalam kelompok.
Untuk mengetahui seberapa besar kerjasama peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka dibuat tujuh aspek pengamatan, meliputi: membaca dan memahami masalah, membagi kelompok, berdiskusi dan menyelesaikan tugas, saling bertukar informasi / jawaban, memperhatikan jawaban, memberi respon terhadap hasil diskusi. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase.
Adapun perhitungan persentase kerjasama peserta didik adalah:
Skor t 85% | : Kerjasama peserta didik baik sekali |
65 % d skor d 84% | : Kerjasama peserta didik baik |
45% d skor d 64% | : Kerjasama peserta didik cukup |
Skor 44% | : Kerjasama belajar kurang |
- Hasil Evaluasi Siklus Peserta Didik
Hasil evaluasi siklus tiap peserta didik diperoleh dari nilai Tes akhir siklus berupa 20 soal (multiple choice) dan 5 soal essav. Kemudian dari data yang diperoleh mampudianalisis nilai ketuntasan individu, ketuntasan klasik, dan nilai perkembangan peserta didik setelah adanya tindakan. Adapun rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Ketuntasan individu
Ketuntasan individu dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif persentase yaitu:
Indikator keberhasilan peserta didik untuk dikatakan tuntas belajar yaitu jika peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu minimal 75.
- Ketuntasan klasikal
Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, yaitu :
Indikator kebersihan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika. Ratarata kelas yang diperoleh di atas nilai kriteria ketentuan minimal (KKM) dan minimal 80% dari jumlah peserta didik di kelas tersebut mendapatkan nilai minimal 75.
- Siklus II.
Pelaksanaan siklus II dari penelitian tindakan kelas dimulai tanggal 4 November 2021 sampai 11 November 2021 dengan mengambil tempat yang sama dengan penelitian pada siklus I.
Jadwal kegiatan siklus II sebagai berikut:
No | Hari Dan Tanggal | Waktu | Kelas | Kegiatan |
1. | 04 November 2021 | 09.40-11.00 | XI-IPA-3 | Diskusi Materi Pokok TAAT PADA ATURAN, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN ETOS |
2. | 11 November 2021 | 09.40-11.00 | XI-IPA-3 | Evaluasi siklus II dan pendalaman materi. |
- Perencanaan
- Penyempurnaan pelaksanaan siklus I
- Menyusun perencanaan kegiatan siklus II
- Persiapan materi untuk siklus II
- Pelaksanaan
- Kegiatan KBM sesuai dengan tindakan siklus II
- Model pembelajaran sama dengan pada siklus I
- Pengamatan
- Melakukan observasi dengan format observasi
- Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
- Aktifitas belajar peserta didik
- Kerjasama peserta didik
- Melakukan penilaian hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik
- Melakukan observasi dengan format observasi
- Refleksi.
- Pengolahan data hasil pengamatan
- Mengolah data hasil evaluasi siklus II
- Evaluasi keseluruhan program
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, siswa terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan untuk pengelompokan siswa. Data hasil tes awal (pre tes) disajikan dalam tabel berikut :
TABEL 1.1.
Nilai Pre Test PAI Materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja
Kelas XI IPA 3
No. | Nama Siswa | Nilai | Keterangan |
1 | Adinda Ayu S | 70 | Belum tuntas |
2 | Andin Ananda | 60 | Belum tuntas |
3 | Arya Adha Pratama | 40 | Belum tuntas |
4 | Aulia Fransiska | 40 | Belum tuntas |
5 | Ayu Anisa Amelia | 90 | Tuntas |
6 | Bramantya Tri W | 50 | Belum tuntas |
7 | Bryan Dwika | 60 | Belum tuntas |
8 | Ceysha Nazwa | 70 | Belum tuntas |
9 | Dewi Rahmawati | 50 | Belum tuntas |
10 | Dian Septo Satrio | 60 | Belum tuntas |
11 | Divia Arifanti | 40 | Belum tuntas |
12 | Dodi Dwi P | 50 | Belum tuntas |
13 | Dwi Aulia A | 70 | Belum tuntas |
14 | Fajar Danuarta | 40 | Belum tuntas |
15 | Friska Adelia | 80 | Tuntas |
16 | Gys Shella | 70 | Belum tuntas |
17 | Iknafa Nafisah | 70 | Belum tuntas |
18 | Keisha Deinuna | 50 | Belum tuntas |
19 | Linse Zun Verar | 80 | Tuntas |
20 | Maynisa Salsabila | 40 | Belum tuntas |
21 | Meysa Afrika Dewi | 80 | Tuntas |
22 | Moch. Arif wahyu Hidayat | 50 | Belum tuntas |
23 | Muhammad Faizun Abdillah | 60 | Belum tuntas |
24 | Muhammad Firman Gani | 60 | Belum tuntas |
25 | Muhammad Haris afta F | 80 | Tuntas |
26 | Muhammad Tsalasa Putra | 70 | Belum tuntas |
27 | Novia Nur Aggraini | 60 | Belum tuntas |
28 | Nur Anini Puji | 60 | Belum tuntas |
29 | Rafael Setia Elang | 80 | Tuntas |
30 | Revalina Meisya A | 60 | Belum tuntas |
31 | Ridho Hadi A | 80 | Tuntas |
32 | Rista Puput M | 70 | Belum tuntas |
33 | Shinta Ari S | 70 | Belum tuntas |
34 | Syifa Rimba P | 60 | Belum tuntas |
35 | Zaneva Alzigery | 50 | Belum tuntas |
Jumlah Seluruh Nilai | : 2170 | ||
Rata-rata Nilai Siswa | : 62 | ||
Jumlah Siswa yang Tuntas | : 7 | ||
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas | : 28 | ||
Prosentase Ketuntasan Belajar | : 20 % |
Dari tabel diatas dapat dijabarkan bahwa rata-rata nilai Pretes siswa Kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro adalah 62, yang tuntas belajar 7 anak (20%) dan yang tidak tuntas belajar ada 28 anak {80%} dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang tuntas belajar hanya 7 orang, artinya tingkat ketuntasan belajar siswa masih rendah, sehingga perlu adanya peningkatan yang dilakukan pada mata pelajaran PAI khususnya materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Pretes ini diadakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan dan untuk membentuk kelompok. Selanjutnya kelompok-kelompok ini ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran pada setiap Siklus.
Selanjutnya akan diadakan observasi pada kelompok-kelompok tersebut, untuk mengetahui keaktifan siswa.
Table 1.2
Aktivitas Belajar Siswa dengan Penerapan Pembelajaran JIGSAW Siklus I dan Siklus II
No. | Kegiatan pembelajaran | Jumlah | Prosentase | Kriteria |
1. | Siswa memusatkan perhatian pada kegiatan belajar | 20 | 57 % | Baik |
2. | Siswa menyelesaikan | |||
pekerjaan/tugas-tugas yang diberikan oleh guru | 19 | 54 % | Baik | |
3. | Siswa mengerjakan soal secara sadar tanpa ditunjuk oleh guru | 15 | 43 % | Cukup |
4. | Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelompoknya | 10 | 29 % | Rendah |
5. | Siswa menghabiskan waktu | |||
belajar yang cukup untuk kegiatan belajar | 22 | 63 % | Baik | |
6. | Siswa merasa gembira | |||
mempunyai keyakinan diri dan tegar pada situasi yang ada | 15 | 43 % | Cukup | |
7. | Siswa memanfaatkan waktu | |||
luang sebaik mungkin untuk mencapai hasil belajar yang maksimal | 25 | 71 % | Baik | |
8. | Siswa menanggapi hasil | |||
pengerjaan tugas dari kelompok lain | 21 | 60 % | Baik | |
9. | Siswa mengajukan pendapat kepada guru | 5 | 14 % | Rendah |
10. | Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru | 6 | 17 % | Rendah |
Kriteria Penilaian :
> 66% | : Baik |
Antara 41% – 65% | : Cukup |
< 40 % | : Rendah |
Dari table diatas dapat dideskripsikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif JIGSAW pada materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja Kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro pada siklus I ini ada 5 aspek berkategori baik, 2 aspek berkategori cukup dan 3 aspek berkategori rendah. Yang berkategori rendah.
Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw, baik di siklus I maupun siklus II. Selanjutnya adalah menganalisis hasil belajar siswa Kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro.
Table 1.3
Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro saat Penerapan Pembelajaran Kooperatif JIGSAW
No. | Nama Siswa | Nilai | Keterangan |
1 | Adinda Ayu S | 80 | Tuntas |
2 | Andin Ananda | 90 | Tuntas |
3 | Arya Adha Pratama | 60 | Belum tuntas |
4 | Aulia Fransiska | 80 | Tuntas |
5 | Ayu Anisa Amelia | 100 | Tuntas |
6 | Bramantya Tri W | 80 | Tuntas |
7 | Bryan Dwika | 80 | Tuntas |
8 | Ceysha Nazwa | 90 | Tuntas |
9 | Dewi Rahmawati | 80 | Tuntas |
10 | Dian Septo Satrio | 60 | Belum tuntas |
11 | Divia Arifanti | 80 | Tuntas |
12 | Dodi Dwi P | 50 | Belum tuntas |
13 | Dwi Aulia A | 80 | Tuntas |
14 | Fajar Danuarta | 80 | Tuntas |
15 | Friska Adelia | 80 | Tuntas |
16 | Gys Shella | 70 | Belum tuntas |
17 | Iknafa Nafisah | 70 | Belum tuntas |
18 | Keisha Deinuna | 80 | Tuntas |
19 | Linse Zun Verar | 90 | Tuntas |
20 | Maynisa Salsabila | 90 | Tuntas |
21 | Meysa Afrika Dewi | 100 | Tuntas |
22 | Moch. Arif wahyu Hidayat | 90 | Tuntas |
23 | Muhammad Faizun Abdillah | 80 | Tuntas |
24 | Muhammad Firman Gani | 80 | Tuntas |
25 | Muhammad Haris afta F | 100 | Tuntas |
26 | Muhammad Tsalasa Putra | 70 | Belum tuntas |
27 | Novia Nur Aggraini | 80 | Tuntas |
28 | Nur Anini Puji | 80 | Tuntas |
29 | Rafael Setia Elang | 90 | Tuntas |
30 | Revalina Meisya A | 80 | Tuntas |
31 | Ridho Hadi A | 90 | Tuntas |
32 | Rista Puput M | 80 | Tuntas |
33 | Shinta Ari S | 80 | Tuntas |
34 | Syifa Rimba P | 70 | Belum tuntas |
35 | Zaneva Alzigery | 80 | Tuntas |
Jumlah Seluruh Nilai | : 2820 | ||
Rata-rata Nilai Siswa | : 81 | ||
Jumlah Siswa yang Tuntas | : 28 | ||
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas | : 7 | ||
Prosentase Ketuntasan Belajar | : 80 % |
Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa jumlah nilai keseluruhan adalah 2820, rata-rata nilai siswa adalah 81, siswa yang tuntas ada 28, dan yang tidak tuntas ada 7.
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pelajaran PAI pokok materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja Kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro pada materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja, yaitu:
Pembelajaran disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang bercirikan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, meliputi: (1) membentuk kelompok ahli dan mendiskusikan materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja, (2) kelompok ahli kembali kekelompok asal untuk menjelaskan materi hasil diskusi, (3) setiap anggota kelompok menjelaskan materi hasil diskusi secara bergantian kepada teman dalam satu kelompok, (4) mengerjakan kuis materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja
- Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatakan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 SMAN MT Bojonegoro pada pelajaran PAI materi pokok Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja. Adapun peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran baik secara klasikal maupun kelompok dari siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:
Prosentase keaktifan peserta didik 45% dengan kriteria cukup baik . Hasil belajar peserta peserta didik juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti ada peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari pre test sampai test, yakni dari 20 % menjadi 80%.
- Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, dengan mendasarkan pada penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, peneliti ingin menberikan saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut:
- Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw perlu dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
- Guru atau peneliti yang ingin menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hendaknya mempersiapkan secara matang materi yang akan disampaikan dan mampu mengelola kelas sehingga hasil dapat dicapai secara maksimal.
- Hendaknya metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diterapkan dalam setiap pembelajaran yang sesuai, karena selain dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar, peserta didik juga akan mendapatkan variasi pembelajaran sehingga mengurangi kejenuhan dan meningkatkan semangat peserta didik dalam belajar.
- Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulis menyadari meskipun dalam penulisan ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu sematamata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999).
Arikunto, Suharsini, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. 5.
Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 8.
Ibrahim, Muslim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA, 2000)
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, (Semarang: RaSAIL, 2008), cet. 1.
Jihad, Asep, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,(Yogyakarta:Multi Pressindo, 2008), cet. 1.
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 5.
Nudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1999), cet.
Silberman, Melvin. L,. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2004), cet. 1.
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995).
Slavin, Robert E,. Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), cet. 1.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995), cet. 3.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2003).
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet. 10.
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru) 1982.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2003).
Team Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2009), cet. 1.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007).
Undang-undang SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, (Bandung: Fokus Media), 2006.
Wittig, Arno F., Psychology of Learning, (New York: Mc Graw Hill, 1981).
Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. 1.
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI PTK
No. | Kegiatan pembelajaran | Jumlah | Prosentase | Kriteria |
1. | Siswa memusatkan perhatian pada kegiatan belajar | |||
2. | Siswa menyelesaikan pekerjaan/tugas-tugas yang diberikan oleh guru | |||
3. | Siswa mengerjakan soal secara sadar tanpa ditunjuk oleh guru | |||
4. | Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelompoknya | |||
5. | Siswa menghabiskan waktu belajar yang cukup untuk kegiatan belajar | |||
6. | Siswa merasa gembira mempunyai keyakinan diri dan tegar pada situasi yang ada | |||
7. | Siswa memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin untuk mencapai hasil belajar yang maksimal | |||
8. | Siswa menanggapi hasil pengerjaan tugas dari kelompok lain | |||
9. | Siswa mengajukan pendapat kepada guru | |||
10. | Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru |
Kriteria Penilaian :
> 66% | : Baik |
Antara 41% – 65% | : Cukup |
< 40 % | : Rendah |
LAMPIRAN
PENILAIAN / SOAL
- Perhatikan pernyataan berikut ini!
- Berusaha dengan sungguh-sungguh agar tercapai cita-citanya
- Suka mengikuti kompetisi yang dilakukan sekolah-sekolah lain
- Selalu taat kepada Allah, rasul, dan pemimpin
- Berlomba dalam mewujudkan kebersihan dan keindahan
- Disiplin dan selalu berseragam dengan lengkap setiap hari Dari pernyataan di atas, yang termasuk perilaku mulia terkait ketaatan adalah …. 1 dan 2
- 2 dan 3
- 3 dan 4
- 2 dan 5
- 3 dan 5
- Akhir-akhir ini semangat berkompetisi sangat menurun di kalangan pelajar. Ini dibuktikan ketika diumumkan tentang peringkat kelas, justru sang juara menjadi cemoohan teman-temannya yang lain. Mereka menanggapinya dengan sinis bahwa si juara ini pelit orangnya, tidak mau bagi-bagi pada saat ujian. Yang harus dilakukan oleh orang yang memahami isi Q.S. al-Māidah/5:48 adalah, kecuali .…
- belajar dengan sungguh-sungguh agar ia menjadi juara kelas
- bekerja keras agar apa yang diinginkan dapat tercapai
- berkompetisi secara sehat, tidak curang dan tidak menyontek
- berkolaborasi agar sama-sama mendapatkan nilai memuaskan
- menaati semua aturan yang ada di sekolah dan kelas
- Ketika menemukan masalah, kemudian terjadi perselisihan karena masingmasing menganggap paling benar pendapatnya, yang harus kamu lakukan adalah sebagai berikut, kecuali ….
- menghormati perbedaan pendapat orang lain
- berusaha mencari titik temu dari perbedaan tersebut
- mengembalikan permasalahan kepada al-Qur’ān dan hadis
- melakukan terobosan baru dengan berijtihad
- tidak perlu diselesaikan karena keduanya ingin menang
- Apabila ada pemimpin yang mengajak kepada kemaksiatan, sikap kita sebagaimana dijelaskan pada Q.S. an-Nisā/4:59 adalah …. mengikuti meskipun salah
- memeranginya dengan cara yang keras
- melakukan demo untuk menentangnya
- menolaknya dengan cara yang halus
- membiarkan dan masa bodoh saja
- Perhatikan penyataan berikut ini!
- Mempersaudarakan rakyatnya seperti saudara kandung
- Senantiasa bersikap adil dan bijaksana serta berpola hidup sederhana
- Bekerja keras dengan cara yang baik dan halal
- Menyelesaikan tugas sampai tuntas
- Kelompok-kelompok yang berbeda tidak perlu diperangi, tetapi didekati Ungkapan di atas yang termasuk kategori etos kerja adalah …. 1 dan 2
- 2 dan 3
- 3 dan 4
- 4 dan 5
- 1 dan 5
Komentar Terbaru